Tuesday, February 8, 2011

Perbandingan City Cars

Karimun vs Atoz vs Visto

Padatnya kondisi lalu lintas kota, sedikit banyak mendorong konsumen mengalihkan pilihan dari kendaraan normal menjadi mobil kota. Tak aneh jika populasi "si kutu" terus bertambah. Saat ini, konsumen dapat memilih salah satu dari sedikitnya 3 merek mobil kota yang populer di pasaran; Hyundai Atoz, Kia Visto, dan Suzuki Karimun. Semuanya sama-sama menjual atribut sebagai mobil kota dengan berbagai keunggulan. Siapa yang memberikan tawaran paling optimal?

MESIN & TRANSMISI

Atoz dan Visto:
Kubu Korea yang diwakili Hyundai Atoz dan Kia Visto, sama-sama memakai mesin tipe Epsilon sehingga karakternya tidak banyak berbeda. Dari sudut rancang bangun, mesin ini tergolong modern karena telah dilengkapi teknologi EFI (electronic fuel injection) dan sistem multi katup (3 katup per silinder). Hasilnya, Atoz dan Visto mampu berakselerasi cukup baik serta mencapai kecepatan puncak lumayan tinggi. Kecuali memiliki performa lebih baik, mesin Epsilon relatif bebas dari gejala tersendat yang biasa terjadi saat AC hidup dan tidak ada gejala "kosong" pada berbagai posisi gigi transmisi. Kedua hal itu memang menjadi masalah utama pada mesin-mesin berkapasitas kecil yang dibebani perangkat AC. Hal lain yang patut diacungi jempol adalah perpindahan dan pengoperasian tuas girbok yang lembut. Lebih lanjut, tersedia 2 varian girbok sesuai kebutuhan; manual 5 kecepatan atau otomatis 4 kecepatan.

Karimun:
Alasan sudah terbukti dan teruji kemampuannya mendorong PT Indomobil Suzuki Internasional, ATPM Suzuki, memilihkan mesin F10A untuk Karimun. Sebelum terpasang di Karimun, mesin F 10 A sudah berbakti pada pikap/minibus Carry ST100 dan jip Jimny & Katana sebagai mesin yang benar-benar tangguh tak perlu dikomentari lagi, sekalipun komposisinya masih konvensional, karena tetap menggunakan karburator dan sistem SOHC 2 katup per silinder yang belum berubah sampai sekarang. Akibat pilihan tersebut, performa F10A tertinggal dari Epsilon sehingga saat AC hidup, daya mesin tersedot cukup banyak akibat tambahan beban yang dibarengi getaran keras. Toh dibanding Epsilon, daya kerja F10A terasa lebih responsif pada putaran bawah terutama gigi 1,2 dan 3, namun mulai kedodoran saat memasuki gigi 4 dan 5. Repotnya, tuas transmisi Karimun agak labil sehingga Anda perlu meluangkan waktu beberapa lama agar terbiasa dan tidak kagok menggunakannya.

Komentar :
Pilih Hyundai Atoz atau Kia Visto jika Anda ingin menikmati mesin yang lebih nyaman dan responsif. Sedangkan Suzuki Karimun memiliki mesin yang terkenal bandel dan mudah dirawat.

INTERIOR

Menurut ukuran orang Asia, dimensi ruang depan ketiga mobil kutu tergolong lapang dan lega. Sebaliknya wilayah kabin belakang terasa sempit sehingga lebih cocok untuk ditempati anak kecil karena ruang kaki sangat terbatas. Bisa saja kursi belakang diduduki penumpang bertubuh besar, asalkan bersedia menekuk kaki sepanjang perjalanan dengan risiko pegal. Tapi harap maklum saja, karena mobil ini mengutamakan kelincahan bermanuver dan fleksibilitas di tengah lalu lintas kota yang padat. Hebatnya, setelah disesaki 5 penumpang, masih tersedia ruang bagasi yang cukup luas. Malah kalau kurang, tinggal melipat kursi belakang untuk menambah volume muatan. Sebagai penjelajah hutan beton, mereka bertiga mempunyai fasilitas standar yang cukup lengkap seperti AC, cup holder, central lock, power steering, dan power window.

Atoz dan Visto:
Tata letak dasbor Atoz dan Visto bak pinang dibelah dua alias sangat mirip dengan nuansa serba bulat. Bedanya, nuansa Atoz terasa lebih mewah daripada Visto. Mulai dari dasbor yang dilengkapi jam digital. Lalu posisi atap yang terasa lebih tinggi. Begitu juga plafon atau bahan pelapis atapnya, terlihat lebih mewah daripada Visto yang memakai Vynil berlubang. Atoz tidak punya glove box, tapi diganti sepasang laci dibawah kursi depan kiri dan kanan. Disain kursi belakang Atoz dibuat terpisah 50 : 50. Untuk memudahkan akses bongkar muat barang, sekat pemisah ruang bagasi dikaitkan dengan tali ke pintu belakang. Bagaimana Visto? Kondisinya berkebalikan dari hal-hal yang telah disebutkan di atas.

Karimun:
Menampilkan dasbor bergaya serba kotak khas Suzuki. Untuk menyimpan barang, tersedia ruang berupa glove box dan parcel tray sekaligus di sisi kiri dasbor. Dibandingkan kutu Korea, jumlah cup holder Karimun hanya kalah 1 karena Atoz dan Visto juga menyediakannya di konsol tengah. Perbedaan lain, ruang bagasi tidak diberi sekat pemisah atau panel penutup apapun. Seperti Atoz, kursi belakang Karimun juga dipisah 50:50 untuk memudahkan penempatan barang berukuran panjang.

Komentar:
Selera berbicara dan berperan penting di sini. Masalahnya tinggal suka dengan satu pilihan.

SUSPENSI DAN MEKANIKAL

Karena berasal dari satu kandang, konstruksi suspensi Atoz dan Visto juga sejenis; independen McPherson strut di roda depan dan torsion beam 3 link offset untuk roda belakang. Yang unik performa suspensi Atoz serta Visto berbeda jauh. Berdasarkan ujicoba mobilmotor, suspensi Atoz memiliki karakter agak keras untuk mengejar stabilitas pada kecepatan tinggi, dengan konsekuensi kenyamanan berkurang di jalan keriting dan berlubang. Di sisi lain, suspensi Visto terasa empuk, stabil, dan sedikit body roll. Menurut Frans Wibowo, direktur teknik PT KIA Mobil Indonesia, ATPM Kia, hal itu memang disengaja karena sesuai dengan target market (pasar sasaran) Visto, yakni segmen anak muda dan wanita kelas menengah.

Lain lagi rancangan suspensi Karimun yang menggabungkan McPherson strut di depan dan isolated trailing link untuk belakang. Dengan karakter peredaman yang menyerupai sedan, stabilitas Karimun tetap mantap di kecepatan tinggi dan body rollnya sedikit. Guncangan akibat kondisi permukaan jalan yang "jerawatan" dapat diserap dengan baik, malah terasa kelewat empuk.

Komentar:
Kalau Anda menghendaki mobil kota bernuansa sport, pilih Atoz yang memiliki suspensi agak keras sehingga lebih stabil pada kecepatan tinggi. Jika Anda lebih suka kenyamanan, tinggal menimbang nimbang antara Visto dan Karimun. Keduannya sama-sama mempunyai suspensi yang lembut tapi stabil dan bodi rollnya minimal. Bedanya, peredaman Karimun cenderung terlalu lembut. Bahkan dalam beberapa kesempatan uji coba, Karimun bisa dikemudikan hanya dengan satu tangan di roda kemudi.

Sunday, February 6, 2011

Tabel penggantian Oli

Seputar Mobil Transmisi Automatic

Mengemudi di jalanan Ibu Kota yang kian macet paling enak menggunakan mobil berpersneling otomatis. Kaki tidak harus pegal menginjak pedal kopling. Namun, sebagian orang malah takut atau justru terlena memakai mobil otomatis.
 
Hampir setiap mobil keluaran baru selalu menawarkan dua pilihan persneling atau transmisi, yakni manual dan otomatis (automatic transmission sering disingkat matic atau matik). Dengan transmisi manual, pengemudi harus menginjak pedal kopling sebelum memindah gigi persneling. Sementara dengan transmisi matik, mereka hanya menginjak pedal gas dan gigi persneling berpindah secara otomatis.
Sebagian orang enggan membeli mobil matik karena takut mitos perawatan mahal dan jika rusak tak banyak bengkel yang bisa
memperbaiki. "Pendapat ini tak salah karena faktanya di Indonesia belum banyak yang bisa memperbaiki transmisi matik," ujar Ricky Ricardo Dipl. Ing, pemilik bengkel spesialis transmisi otomatis Ricardo Matic di Cikokol, Tangerang.
Namun, mitos itu baru benar bila persneling matik dibiarkan rusak karena tak tahu cara merawat. "Perawatan mobil matik justru bisa lebih murah daripada manual kalau dilakukan dengan benar. Pada mobil manual, kopling set persneling rata-rata harus ganti setiap dua tahun. Sedangkan mobil matik umurnya bisa lebih lima tahun, bergantung pada pemakaian," kata Tunjung Pangajom, Asisten Manajer Parts and Service PT Mazda  Motor Indonesia, agen tunggal merek Mazda di Indonesia.
Terlena
Sebaliknya, orang yang sudah merasakan kenyamanan mobil matik biasanya terlena. Apalagi dengan iming-iming bahasa pemasaran tentang  transmisi otomatis "bebas perawatan" atau "berumur seumur hidup", pemakai mobil matik bisa enggan merawat persneling mobil. "Setiap benda buatan manusia pasti ada umur pakainya. Sebagus apa pun transmisi matik kalau dipakai terus-menerus pasti aus, apalagi kalau pemakaiannya tak benar," ujar Ricky.
Salah satu perawatan mendasar yang jarang diperhatikan adalah penggantian oli secara rutin. Padahal, oli transmisi otomatis(automatic transmission fluid/ATF) adalah komponen vital dalam sistem transmisi matik. Selain berfungsi sebagai pelumas, oli juga berperan sebagai penerus daya gerak mesin. Dosen Jurusan D3 Otomotif Institut Teknologi Indonesia, Serpong, itu menambahkan, sekitar 85 persen kerusakan persneling matik yang masuk bengkelnya karena kelalaian mengganti oli. "Sepuluh persen sisanya karena faktor usia dan lima persen sebab kesalahan pemakaian," ujarnya.
Salah satu kesalahan fatal pengguna mobil matik adalah termakan bahasa iklan, transmisi otomatis tak perlu ganti oli "seumur hidup" (lifetime). "Iklan itu tak salah. Namun yang perlu dicermati adalah arti  kalimat 'seumur hidup'. Ini bukan berarti 'umur hidup' pemakainya, tetapi 'umur hidup' mobil," kata Ricky.
Bila mobil dirancang memiliki 'umur hidup' enam tahun, oli transmisi matik-bahkan transmisinya sendiri-didesain untuk bertahan
selama enam tahun. "Kalau mau berusia lebih panjang dari lifetime itu, ya harus dirawat rutin," tandasnya.
Tunjung menambahkan, salah kaprah pemahaman lain adalah menganggap transmisi otomatis tak dilengkapi kopling dan kanvas kopling lagi. "Padahal, di transmisi matik jumlah kanvas koplingnya justru lebih banyak dibandingkan dengan transmisi manual," ujarnya.
Kanvas-kanvas kopling ini akan saling bergesekan pada saat persneling bekerja menggerakkan mobil. Dari gesekan tersebut, timbul serpihan serbuk halus. Makin tua umur oli, makin berkurang kekentalan dan viskositasnya. Gesekan antarkanvas kopling makin keras dan makin banyak serpihan yang dihasilkan. "Lama-lama serbuk itu menyumbat filter oli sehingga oli tak bersirkulasi sempurna dan kanvas kopling saling bergesekan langsung tanpa dilumasi oli," tutur Ricky.
Tanda-tanda mulai terjadi kerusakan transmisi matik adalah gejala kopling selip, yang terlihat dari tak berimbangnya putaran mesin dengan laju mobil. Mesin sudah meraung di putaran tinggi, tetapi mobil tak berjalan dengan laju seimbang. Perpindahan gigi persneling juga mengentak, tak halus seperti biasa. "Bisa dicek dengan memasukkan persneling ke posisi D atau R, lalu rem dilepas. Dalam kondisi sehat, mobil langsung bergerak. Bila tidak, patut dicurigai ada masalah di transmisi matik," katanya.
Sedangkan Tunjung menganjurkan pemeriksaan kondisi oli transmisi otomatis secara rutin, juga pada mobil baru. "Bila volume oli berkurang atau oli bau gosong, segera bawa mobil ke bengkel," ujarnya.
Rutin
Pemeriksaan kondisi dan volume oli mobil bisa dilakukan dengan melihat tongkat pengukur (dipstick) yang terletak di ruang mesin di atas bak persneling (gearbox). Pada beberapa tipe mobil lain, terutama buatan Eropa seperti Audi, pemeriksaan dilakukan lewat lubang di bawah gearbox. Untuk itu, mobil harus diangkat hingga ketinggian tertentu sehingga orang bisa masuk kolong mobil.
Ricky menganjurkan setiap pemilik mobil matik mengganti oli transmisi setiap 5.000 kilometer (km), bersamaan dengan penggantian oli mesin. Lalu, setiap 20.000 km dianjurkan oli dikuras dan diganti baru, diikuti penggantian filter oli transmisi. "Tujuannya, mengeluarkan serpihan-serpihan itu," ujar Ricky yang juga membuka Sekolah Transmisi Otomatis bagi mekanik, pemilik  bengkel, dan guru otomotif ini.
Biaya ganti dan kuras oli matik relatif lebih mahal dibandingkan dengan manual. Pada mobil manual, setiap penggantian oli persneling rata-rata membutuhkan biaya Rp 90.000, sedangkan matik mencapai Rp 150.000-Rp 200.000. Untuk pengurasan bisa sampai Rp 500.000. Mungkin harga itu sebanding dengan kenyamanan mengemudi mobil matik di jalan macet. Lebih baik Anda mengeluarkan uang untuk perawatan rutin daripada merogoh dompet hingga jutaan rupiah guna perbaikan transmisi matik yang rusak. "Biaya overhaul transmisi matik rata-rata Rp 3-5 juta. Itu baru ongkos jasa, belum termasuk penggantian onderdil yang jauh lebih besar. Untuk mobil Eropa, penggantian gearbox matik bisa mencapai Rp 60 juta," paparnya.